Paradigma Kecerdasan Spiritual | Pawang SMart

Paradigma Kecerdasan Spiritual

A. Pengertian Kecerdasan Spiritual


Menurut Zohar dan Marshal yang dikutip oleh M. Suyanto, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku da hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya atau kecerdasan untuk menilai bahwa, tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain.
Mengacu pada asumsi pemikiran diatas dapat kita pahami bahwa secara bahasa ( etimologi ) kecerdasan berkonotasi dengan intelektualitas. Sedangkan kata spiritual sebagai sebuah wujud batiniah atau penjiwaan seseorang dalam memaknai sebuah arti hidup dan kehidupan dalam kaitannya dengan Tuhan.

B. Pentingnya Kecerdasan Spiritual


Spiritual Islam yang menjadi uraian pokok dalam sub bagian ini mempunyai dasar yang kuat dalam ajaran islam. Dalam al-Quran, setidak-tidaknya terdapat duapuluh tujuh ayat yang berkenaan dengan kata dan masalah spiritualisasi disamping persoalan zakat.
Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa spiritualitas merupakan misi, visi, dan tugas pokok dari risalah nabi dan rasul. Sebuah tujuan hidup yang utama bagi orang yang bertaqwa, dan padaNya bergantung keselamatan dan kesengsaraan manusia di dunia dan akhirat dalam pandangan tuhan YME.

C. Kecerdasan dan Hidup Bahagia


Hidup bahagia merupakan dambaan semua manusia tanpa terkecuali. Itu, artinya, secara normatif dan konseptual tidak ada satupun manusia yang menolak untuk mendapatkan hakikat kebahagiaan itu sendiri. Karena itu, tujuan hidup manusia sesungguhnya adalah mencapai tingkat tertinggi yaitu kebahagiaan, baik lahir maupun batin.

D. Krisis Spriritualitas Masyarakat Modern


Masyarakat modern di identikkan dengan masyarakat yang maju. Kemajuan itu dapat kita lihat dari segi ekonomi maupun dari segi finansialnya yang lainnya bahkan cara berpikir pun jauh lebih berbeda dengan masyarakat yang hidup secara tradisional. Yang jadi pertanyaan, mengapa ruang spiritual dalam diri manusia bisa mengalami krisis? Mungkin jawaban sederhana yang dapat kita berikan adalah manusia tidak mau mengisi ruang spiritual itu dengan hal-hal positif dalam kehidupan mereka. 
Ironisnya dalam dunia yang semakin maju ini, manusia malah kehilangan visi dan misi ketuhanan yang sejati. Sehingga perbuatan buruk pun menjadi terbiasa dan biasa dilakukan dalam ranah kehidupan. Akibatnya manusia menjadi terasing dalam dirinya, masyarakatnya, bahkan terasing dari Tuhannya sendiri. 
Krisis spiritual yang melanda manusia pada umumnya disebabkan oleh dampak kehendak kita untuk memutuskan hubungan komunikasi dengan Tuhan. Bahan bisa jadi akibat dari unsur kesengajaan dalam diri kita sendiri sebagai bentuk pemberontaan atas nilai-nilai ketuhanan itu sendiri.


Kesimpulan : Logika sederhananya adalah jika kita ingin mengalami kesehatan secara spiritual, sudah sewajarnya kita menjalani kehidupa ini dengan fokus dalam pusat diri, pusat spiritual, pusat hakiki sense of security kita, yang sebenarnya ada dan bersemayam dalam diri kita sendiri.