Save Riau, Masih Dengan Asap dari Riau !! | Pawang SMart

Save Riau, Masih Dengan Asap dari Riau !!



Hai vroohh Selamat Pagii . .
Jangan lupa bersyukur ya vrooh Alhamdulillah kita masih diberikan sebuah kehidupan, bahkan mungkin saat ini kita masih bisa enak tidur-tiduran, duduk santai, main komputer, main game, dengan menghirup sebuah udara yang bersih. Ada saudara kita di luar sana yang sekaarang tidak bisa merasakan udara bersih, di Riau mereka berjuang untuk bernafas. Bahwa banyak mengatakan udara bersih di Riau hanya sekitar 5% , sungguh ironis memang. Untuk itu bersyukurlah vrooh ita masih bisa merasakan, menghirup udara bersih dengan tenang tidak seperti saudara kita di Riau.

#SaveRiau itulah sebuah kata yang sering kita dengar sekarang. Memang di Riau Asap itu setiap tahunnya ada, tapi ada yang mengatakan Asap itu tidak ada apa-apa nya dari tahun sebelumnya, wooowww berarti Riau penah lebih parah dengan Asap ? Kalau sekarang saja di perkirakan 5% sebelumnya berapa kah !! Kesalahan inilah yang membuat negara Indonesia seperti tidak ada harganya di mata kita. Hutan yang dibakar sekitar 80% di Riau karena perusahaan membuka sebuah lahan baru, gila memang. Banyak sekali Netizen mengulas tentang #SaveRiau. Politik, karena politik lah semua menjadi terbelah, serigala berbulu domba. Karena politik Riau setiap tahun mendapatkan asap, kita yang disini hanya bisa berdoa semoga tahun depan tidak ada kerusakan, kehancuran, yang membuat indonesia seperti ini. Semoga saudara kita di Riau diberikan sebuah kekuatan. dan Inilah ada sebuah surat yang di broadcast dari teman-teman kita dari Riau, katanya sih.

SURAT RIAU UNTUK INDONESIA

dear Yth. presiden RI bapak Joko Widodo.
Titik api di sekitar kami bukanlah simbol kemarahan Allah, tapi simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian negara terhadap daerah.
Bapak mau kesini sekarang ? bandara ditutup pak, lagipun tak ada anak sekolah ynag menyambut bapak, sekolah di liburkan.

Mau menempuh jalan darat? bahaya pak, asap tebal tidak bagus untuk kesehatan bapak dan ibu Iriana. Biarkan saja seperti ini agar riau menjadi lahan sawit dan bisa ditanam tanaman industri, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidakberdayaan kami di sini. Kami pasrah, mungkin ini kehendak Allah.

Bagi saudara/i kami di daerah lain, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan, mohon maaf karena kiriman asap riau kelian jadi terganggu. Berita dari berbagai media katanya Pekanbaru sudah tidak layak huni lagi karena 5% udara yg bersih yang bisa di hirup. Innalillah ~..Pray for Riau..

Pemerintah pusat sudah tidak peduli pada kami. Hari ini puncaknya 6 juta rakyat Riau terkena kanker paru-paru, terutama anak-anak. Sepertinya lebih peduli pada kekisruan internal ditubuh istana dari pada nasib 6 juta rakyat Riau.

Padahal Riau salah satu penyumbang devisa terbesar negara. Tolong sebarkan karena media TV dan Koran tidak banyak memberitakan, terlalu sibuk dengan pemberitaan kepentingan pribadi dan kelompok semata didalam istana.
Belum lagi usai bencana asap kami sudah dihadapkan lagi pada menurunnya hasil pertanian karet dan sawit yang ditambah harga penjualan nya yang menurun derastis sampai titik terparah.

Semoga pemerintahan pusat dan daerah bisa melihat sedikit bencana yang kami hadapi dan memberikan solusi jalan keluarnya. Hanya doa yg bisa kami harapkan, sebelum rakyat Riau mati pelan-pelan & lari disini

Kebakaran yang sudah terjadi setiap tahunnya selama 17 tahun pelan-pelan menelan lahan gambut yang merupakan gudang penyimpan karbon. Sebagian besar dari gas karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer selama kebakaran hutan di Indonesia tahun 1997/1998 (sebesar 2,57 miliar ton), ternyata berasal dari kebakaran tanah gambut di bawah permukaaan tanah dan bukan kebakaran hutan di atas permukaan tanah. Karbon yang dilepas ke udara memicu terjadinya perubahan iklim global.

Tahun 2014 Riau kehilangan 2.398 cagar biosfer akibat kebakaran hutan dan lahan gambut, 21.914 hektar lahan terbakar. Korban ISPA mencapai jumlah 58.000 orang. Tentunya jumlah ini bukan sekedar statistik, bayangkan anak-anak balita dan lansia, termasuk Rahmi dan Abdul Manan, seorang warga Teluk Meranti yang akhirnya melemparkan petisi untuk meminta Presiden Joko Widodo datang blusukan ke Riau.

Indonesia, Preside, Asap, Riau, Perusahaan, Politik, Oknum, siapa yang disalahkan ? Kalau membaca SURAT RIAU UNTUK INDONESIA yang ditujukan untuk pak Jokowi, seperti presiden yang disalahkan
sebenarnya adalah campur tangan sebuah politik, sungguh saya sangat benci dengan politik. Saudara yang di Riau bersabarlah. Untuk kita bersyukurlah vrooh, sampai jumpa kembali . .